Minggu, 19 Februari 2012

Bayang Diri

Sejenak merenung diatas awan nan empuk..
Bersandar pada tembok cina yang usang warnanya...
Memikirkan kisah bayangan ini...
Bayangan diri..

Kadang orang memandang dunia ni lebih besar dari sebuah gunung..
Namun bayang diri melihat semua ini tak lebih kecil dari sebutir gandum..
Rapuh terpanggang panas, musnah di genggap keras..

Mengapa..
Mengapa..
Mengapa semua tertunduk pada tuannya...
Mengapa semua terdiam dekat pada tuannya...

Takut, Pengecut, menghantam jiwa dan hati mereka...
Tuannya..
Tertawa akan keangkuhannya, tertawa akan kehebatannya..
Bahkan mereka dimaanya seperti tikus yang bertopi
tertunduk mengernyitkan dahi seraya berkata...
"ya pak"

Kita memang tidak bisa melawan...
Kita memang tidak bisa memukul...
Kita memang tidak bisa membantah...
Tapi apakah kita harus terus diam...

Tercucuk tali dihidung bak kerbau sawah...
Yang di beri rumput tiap pagi bahkan tiap awal bulan..
Lalu kemudian dicambukkanya tubuh ini untuk membajak.

Sesekali sang kerbau meringis..
namun tak pelak cambukan sang majikan lebih garang dari wajah si kerbau-kerbau itu..

Sungguh malang dan kasihan...
Bayang diri..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan Admin.

Sekedar catatan:



Kotak pada kolom blok komentar ini masih kosong. Maka merupakan suatu kehormatan jika sobat menjadi orang yang paling pertama menuliskan komentar, baik berupa pujian, masukan, kritikan, maupun pertanyaan di kolom komentar yang terletak di bawah kotak ini.

Tak ada yang bisa saya berikan selain ucapan terima kasih karena telah memberikan apresiasi terhadap artikel-artikel